Review The Greatest Showman
Kemarin tepatnya 13-01-2017, gue dengan Yosea dan ke 3
temennya Yosea yang sekarang jadi temen gue juga yaitu Aya, Dwi dan Zia pergi
ke bioskop di CGV Blitz PVJ Bandung. Kita nonton jam 10.50 P.M. Kebetulan,
film The Greatest Show ini tayang terakhir kalinya. Dari segi penonton sih, ga
terlalu pecah ya. Kira-kira 38% lah kursi yang terisi.
Film ini tema-nya musical dan lebih menceritakan kehidupan
keluarga kecil dan keluarga sirkus dari Tuan Barnmun. Opening filmnya lumayan
sih sudah cukup menggambarkan si tema film ini sendiri, awal mula dari film ini
adalah segerombolan orang yang lagi nyanyi dan menari. So fancy!
Dari segi alur cerita dan plot sungguh sangat-sangat bisa
ditebak dan ketebak. Bahkan sejak 20 menit pertama gue sudah menebak akhir atau
endingnya seperti apa. Biarpun seperti itu, gue masih menikmati jalannya
cerita. Dan jujur, musik nya asik banget dan bisa dibilang easily stuck in my mind.
Ketika si gerombolan sirkus ini menyanyikan lagu untuk
pertama kalinya, nada dan beberapa potong liriknya sudah menari-nari di otak
gue. Dan I feels like I wanna move my
body! Overall, ada sekitar 4 lagu
berbeda or even more sepanjang film
ini, and all of em are so good!
Dari segi amanat atau pesan moral dari film ini sudah cukup
tersurat dan I would say, too basic and
too mainstream. Jika kamu sedang mencari motivasi hidup, gue ga akan bilang
kalau film ini will not totally charge
you. Karena:
1. Tuan Barnmun menghadapi masalah hidup (kemiskinan,
kehilangan orang tua, hidup sebatang kara, dsb), namun permasalahan itu bukan
titik sorot utama dari film ini melainkan yang menjadi perhatian adalah tentang
Barnmun mengejar cinta Charity yang merupakan gadis bangsawan yang kaya raya. I personally think, he got her sooooo easy,
because the king’s family gives him a “Yes”, though behind Charity’s father
doesn’t let her totally go with Barnmun. But, in the end of the day, Barnmun
married with Charity and has 2 daughters. Effortless.
2. Saat Barnmun dipecat dari kerjaannya karena perusahannya
mengalami kebangkrutan, ia dengan cepat mendapatkan pinjaman uang dari bank
negara, karena Barnmun menggadaikan/ menjaminkan kapal milik perusahaannya which is si kapal udah tenggelam di laut
Tiongkok Selatan. Ia dengan mudah mendapatkan pinjaman ratusan ribu dolar.
Tanpa harus mengorbankan apapun.
3. Saat bisnis sirkusnya hancur dan kebakaran, ia masih
dapat back up finansial dari rekan
kerjanya. Sehingga ia dan grup sirkusnya bisa memulai bisnis sirkusnya lagi.
Sangat jarang film ini menggambarkan “penolakan” atau
kegagalan yang membuat si pemeran harus melakukan extra effort to get what he wants. Jangan harap kamu melihat
Barnmun jatuh bangun jatuh dan bangun lagi sampai babak belur untuk meraih
mimpinya. Tapi, di film ini miracle
always comes to him in sudden.
Namun, film ini mengajarkan bagaimana kita harus memanfaatkan
dan melihat jeli peluang yang kita punya untuk menghasilkan dan menggapai
sesuatu yang kita mau. Digambarkan dengan cerdiknya Tuan Barnmun dan kepekaan
kedua anaknya yang kalau ga salah namanya
Charlotte dan Lean saat mereka mencari sumber daya pemain sirkus dan juga di
point nomor 2 diatas. Ada ilmu marketing dan promotion juga sih di film ini,
yaitu saat bisnis sirkus Tuan Barnmun dicap sebagai sirkus yang buruk oleh newspaper lokal.
Kalau dari segi kehidupan dan review-an lebih kritis, film
ini menggambarkan bahwa:
1. Keberadaan perebut suami orang dan perusak hubngan
keluarga sudah ada sejak tahun 1900-an digambarkan oleh sosok Lind yang mencoba
merebut Barnmun dari Charity
2. Yang main di film ini ganteng-ganteng dan cantik-cantik,
mereka menjiwai karakter, itu salah satu faktor yang membuat gue betah ngikutin
film nya sampai habis.
Film ini sangat cocok untuk ditonton bersama teman, suami,
istri, pacar, kerabat bahkan gebetan. Untuk keluarga, mungkin kamu akan sedikit
awkward karena ada sekitar beberapa
kali adegan “kissing” di film ini,
meski tidak vulgar. That’s up to you
mau nonton sama siapa. Sekian ulasan dari gue untuk film The Greatest Showman, semoga bermanfaat!!
Komentar
Posting Komentar