SUKA DUKA JADI MAHASISWA JURUSAN PARIWISATA - Part 1
Hai apa kabar? Semoga baik-baik aja ya, Reader!
Ya aku selalu gagal dalam part pembukaan di setiap artikel, entahlah salam seperti apa yang harus aku gunakan biar menahan kalian tetap membaca artikel ini. Huhu.
Ga deng, bercanda.
Yaudahlah ya langsung aja sesuai judul, yuk kita bahas bareng-bareng SUKA DUKA JADI MAHASISWA JURUSAN KEPARIWISATAAN!
Kamu kok tiba-tiba nyangkut di artikel ini sih? Kenapa? Penasaran sama mahasiswa-mahasiswi pariwisata kerjaannya ngapain aja kalo ngampus? Atau kamu tertarik jadi bagian dari civitas akademika di sektor Kepariwisataan?
Well, Kepariwisataan itu luas banget, Kawan! Aku sendiri ada di program studi - Studi Destinasi Pariwisata (S1) tepatnya di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung yaitu salah satu perguruan tinggi dibawah naungan Kementerian Pariwisata Indonesia.
Jadi disini yang aku ulas berdasarkan sudut pandang Jurusan Kepariwisataan ya, bukan Jurusan Perhotelan ataupun Perjalanan. Karena memang berbeda kajian dan aktivitas belajarnya.
Untuk kalian yang baruu lulus SMA, atau nyangkut disalah satu universitas tapi ngerasa salah jurusan dan berminat masuk ke Jurusan Kepariwisataan, well silahkan pertimbangkan hal-hal berikut ya. Ini aku tulis secara detail supaya bisa menggambarkan tentang gimana sih jadi anak pariwisata. Hehe.
Ini aku gabung aja ya suka dan duka nya. Terserah perspektif kalian mau menganggap itu suka ataupun duka. It's free!
1. KITA NGAMPUS PAKE SERAGAM CUY!
Semua mahasiswa di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung mengenakan seragam setiap harinya. Dasi dengan pin dasi, ditambah nametag dan pin wonderful Indonesia yang harus melekat di baju kemeja setiap harinya. Ibarat nyawa, kalo sampe ngampus ga pake nametag ya siap-siap kena ancaman SP (Surat Peringatan), teguran lisan, sampe disuruh pulang dan ga diperkenankan ikut kelas sehingga kehilangan beberapa SKS dan bisa mempengaruhi IPK.
Kemeja yang kami pakai berwarna putih gading berlengan panjang. Ditambah rok/celana berwarna coklat muda. Jangan lupa, kita pake sepatu pantofel! Bukan sembarang pantofel, ada model standard nya. Bukan Stilleto ye, jangan loba gaya, bisi jatoh. Ada yang tinggi nya 5 cm sampai 12 cm. Ya sebenernya ada peraturan minimal dan maksimal tinggi heels sih, aku lupa berapa tingginya. Aku sendiri punya yang 7-10 cm. Monggo disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan kaki masing-masing.
DISIPLIN! Itu yang ditekankan kepada kami. Jadi individu yang rapih, tepat waktu, santun dan cerdas. Jangan kaget kalo kalian dateng ke STPB dan bertemu mahasiswa pasti akan di greeting "Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam". Itulah budaya kami. Menyapa dan ramah. Namun jangan kaget juga kalo ketemu Mahasiswa yang mukanya kusut dan nggak greeting sama sekali, pasti lagi nyusun skripsi atau tugas akhir. Kami manusia, tidak luput dari kesalahan dan beban hidup, sekiranya harap maklum untuk kasus yang ini. Tapi kami profesional, sebisa mungkin, semaksimal mungkin dan dalam suasana hati apapun kami akan memberikan senyuman dan sapaan terbaik kami.
Aku sendiri pernah kok, lagi galau-galaunya digantungin status sama gebetan, ditambah kucing yang tiba-tiba ilang tanpa jejak, sumpah rasanya pengen manyun sepanjang hari, tapi begitu sampe lingkungan kampus, papasan sama dosen, orang-orang lain, temen-temen kampus ya mau ga mau dipaksa senyum, sapa dan terlihat bahagia. Hihi.
2. WELL-GROOMED
Saat SMA yang biasanya penuh dengan peraturan dari BK (Bimbingan Konseling) yang semacem cowok rambut harus pendek, ga ada kumis jambang jenggot, cewek rok ga boleh ketat, rambut rapih dan lain semacamnya pasti kalian ngerasa pengen bebas waktu kuliah nanti. Well, STPB bukan pilihan utama kalian berarti. Di STPB mustahil kalian nemuin mahasiswa kumisan, jenggotan apalagi gondrong, ataupun rambut di cat warna-warni. RAPIH, kita rapih, InsyaAllah. Hehe.
Untuk laki-laki gaboleh ada rambut depan alias poni menyentuh alis, bahkan nutup jidat aja kadang-kadang udah kena tegur. Kuku ga boleh panjang, kalo ada sidak dadakan, jangan harap bisa masuk kampus. Terus untuk wanita, setidak-tidaknya saat kalian masuk kuliah di pariwisata kalian akan lebih rajin buat mandi dan beli lipstick. Gincuan bae tiap hari cyinnn. Tiada hari tanpa gincu sumpah.
Parfum adalah sahabat sejati. Gatau sih ini gue aja yang lebay kayaknya. Tapi budaya di pariwisata khususnya STPB membentuk karakter mahasiswanya. I used to be a careless girl. Bahkan aku bisa betah ga nyisir sehari semalem, so ewh. Tapi sekarang, risih banget kalo nyium bau-bau apek di baju, ataupun rambut yang berantakan kayak gembel. Bawaannya pengen ngerapiin. Dan gemes banget liat cowok-cowok gondrong tapi kusut gitu rambutnya, yaampun rasanya pengen tak keramasin abis itu tak smoothing biar rapih.
3. JALAN-JALAN GRATISAN!
Sebagai insan pariwisata yang sedang di develop skill dan pengetahuannya tentang sektor pariwisata otomatis anak-anak pariwisata ini harus difasilitasi lewat kunjungan langsung ke destinasi-destinasi wisata.
OBSERVASI! Kita sebenernya disana observasi, menggali data, informasi aktual dan potensi yang ada. Tapi sambil menyelam minum air, ya kita jadi turis juga lah ya! Well selama 4 semester ini aku udah menapaki Kepulauan Karimun Jawa, Pulau Belitung, Sukabumi, Jakarta, Bandung, Jogja, Surakarta. Naik pesawat 4 kali, overland lebih dari 16 jam pernah aku alami.
GRATISAN! Jadi anak pariwisata ya enaknya ini! hehe. Kegiatan ini dikenal dengan nama FIELDTRIP atau SMALL SCALE RESEARCH. Jangan bayangkan kami pakai baju sabrina atau jumpsuit, lenggak lenggok dipesisir pantai sambil foto-foto ya! Bukan kami! Selama jalan-jalan, status kami adalah observer, researcher dan 20% tourist. Kalo kamu liat ada yang bawa-bawa papan dada dengan lembaran kertas putih sibuk nulis, foto sana foto sini, tapi yang difoto kayak semacem tong sampah, fasilitas listrik, toilet umum atau bahkan sampahnya, yaitu mungkin teman ku, atau aku. Hihi. Kami sedang mengumpulkan data dan informasi jadi jangan diganggu ya.
Kegiatan Small Scale Research ini idealnya selama 4 hari 3 malam. Nah selama 3 malam itu selalu diadakan briefing dan evaluasi dari dosen pembimbing untuk mahasiswa. Di briefing ini juga mahasiswa menyampaikan hasil observasinya, masalah, fenomena di lapangan, juga biasanya dituntut memberikan solusi, biar terbentuk karakter "bukan cuma kritik". Solusi yang dilontarkan juga ga sembarangan, harus ada landasan teorinya coy. Ini sih yang bikin degdegan tiap SSR. Ga jarang kita kena pertanyaan kritis dari dosen pembimbing, akhirnya susah jawabnya, jadinya briefing nya ampe jam 2 pagi dini hari. Ga boong ini mah.
Selama fieldtrip kami selalu dapet yang namanya "free time", mostly at night. Diwaktu senggang ini kami dibebaskan mau ngapain aja, kemana aja, silahkan! Ya, kami insan pariwisata 24hrs non-stop. Mana ada jam tidurnya untuk sektor pariwisata, lihat saja Bali ataupun Bandung. Selama free time ini kami dianggap sebagai manusia dewasa yang bijak. Silahkan ngapain aja asal masih daam batas wajar. Batas wajar ini yang penuh relativitas. Well, back to yourself. You choose your own path for this free time. Mine was looking for food, always.
4. KELUAR NEGERI GRATIS! KE JERMAN GRATIS! KE BELANDA GRATIS!
Jadi untuk program studi Studi Destinasi Pariwisata, ada yang namaya Student Exchange dan Research. Untuk Exchange biasanya ke Jerman. Beda cerita untuk yang riset, biasnaya dilakukan di Belanda. Dan, untuk Exchange, aku dapat kesempatan untuk pergi ke Jerman selama 3 bulan. Free! Say goodbye to impossible! Untuk lengkapnya, bisa dibaca di blog ini juga ya. Aku sedikit banyak sharing pengalaman selama exchange! Semoga memotivasi. hahai.
Ini diantaranya,
https://continentandocean.blogspot.com/2017/10/student-exchange-journey-my-first-day.html
-Masih berencana menulis part 2 nya! Stay tuned!
Ya aku selalu gagal dalam part pembukaan di setiap artikel, entahlah salam seperti apa yang harus aku gunakan biar menahan kalian tetap membaca artikel ini. Huhu.
Ga deng, bercanda.
Yaudahlah ya langsung aja sesuai judul, yuk kita bahas bareng-bareng SUKA DUKA JADI MAHASISWA JURUSAN KEPARIWISATAAN!
Kamu kok tiba-tiba nyangkut di artikel ini sih? Kenapa? Penasaran sama mahasiswa-mahasiswi pariwisata kerjaannya ngapain aja kalo ngampus? Atau kamu tertarik jadi bagian dari civitas akademika di sektor Kepariwisataan?
Well, Kepariwisataan itu luas banget, Kawan! Aku sendiri ada di program studi - Studi Destinasi Pariwisata (S1) tepatnya di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung yaitu salah satu perguruan tinggi dibawah naungan Kementerian Pariwisata Indonesia.
Jadi disini yang aku ulas berdasarkan sudut pandang Jurusan Kepariwisataan ya, bukan Jurusan Perhotelan ataupun Perjalanan. Karena memang berbeda kajian dan aktivitas belajarnya.
Untuk kalian yang baruu lulus SMA, atau nyangkut disalah satu universitas tapi ngerasa salah jurusan dan berminat masuk ke Jurusan Kepariwisataan, well silahkan pertimbangkan hal-hal berikut ya. Ini aku tulis secara detail supaya bisa menggambarkan tentang gimana sih jadi anak pariwisata. Hehe.
Ini aku gabung aja ya suka dan duka nya. Terserah perspektif kalian mau menganggap itu suka ataupun duka. It's free!
1. KITA NGAMPUS PAKE SERAGAM CUY!
Hasil foto yang difoto ulang dari layar komputer. Yang penting jelas ye model seragamnya. |
Semua mahasiswa di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung mengenakan seragam setiap harinya. Dasi dengan pin dasi, ditambah nametag dan pin wonderful Indonesia yang harus melekat di baju kemeja setiap harinya. Ibarat nyawa, kalo sampe ngampus ga pake nametag ya siap-siap kena ancaman SP (Surat Peringatan), teguran lisan, sampe disuruh pulang dan ga diperkenankan ikut kelas sehingga kehilangan beberapa SKS dan bisa mempengaruhi IPK.
Kemeja yang kami pakai berwarna putih gading berlengan panjang. Ditambah rok/celana berwarna coklat muda. Jangan lupa, kita pake sepatu pantofel! Bukan sembarang pantofel, ada model standard nya. Bukan Stilleto ye, jangan loba gaya, bisi jatoh. Ada yang tinggi nya 5 cm sampai 12 cm. Ya sebenernya ada peraturan minimal dan maksimal tinggi heels sih, aku lupa berapa tingginya. Aku sendiri punya yang 7-10 cm. Monggo disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan kaki masing-masing.
DISIPLIN! Itu yang ditekankan kepada kami. Jadi individu yang rapih, tepat waktu, santun dan cerdas. Jangan kaget kalo kalian dateng ke STPB dan bertemu mahasiswa pasti akan di greeting "Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam". Itulah budaya kami. Menyapa dan ramah. Namun jangan kaget juga kalo ketemu Mahasiswa yang mukanya kusut dan nggak greeting sama sekali, pasti lagi nyusun skripsi atau tugas akhir. Kami manusia, tidak luput dari kesalahan dan beban hidup, sekiranya harap maklum untuk kasus yang ini. Tapi kami profesional, sebisa mungkin, semaksimal mungkin dan dalam suasana hati apapun kami akan memberikan senyuman dan sapaan terbaik kami.
Aku sendiri pernah kok, lagi galau-galaunya digantungin status sama gebetan, ditambah kucing yang tiba-tiba ilang tanpa jejak, sumpah rasanya pengen manyun sepanjang hari, tapi begitu sampe lingkungan kampus, papasan sama dosen, orang-orang lain, temen-temen kampus ya mau ga mau dipaksa senyum, sapa dan terlihat bahagia. Hihi.
2. WELL-GROOMED
Saat SMA yang biasanya penuh dengan peraturan dari BK (Bimbingan Konseling) yang semacem cowok rambut harus pendek, ga ada kumis jambang jenggot, cewek rok ga boleh ketat, rambut rapih dan lain semacamnya pasti kalian ngerasa pengen bebas waktu kuliah nanti. Well, STPB bukan pilihan utama kalian berarti. Di STPB mustahil kalian nemuin mahasiswa kumisan, jenggotan apalagi gondrong, ataupun rambut di cat warna-warni. RAPIH, kita rapih, InsyaAllah. Hehe.
Untuk laki-laki gaboleh ada rambut depan alias poni menyentuh alis, bahkan nutup jidat aja kadang-kadang udah kena tegur. Kuku ga boleh panjang, kalo ada sidak dadakan, jangan harap bisa masuk kampus. Terus untuk wanita, setidak-tidaknya saat kalian masuk kuliah di pariwisata kalian akan lebih rajin buat mandi dan beli lipstick. Gincuan bae tiap hari cyinnn. Tiada hari tanpa gincu sumpah.
Parfum adalah sahabat sejati. Gatau sih ini gue aja yang lebay kayaknya. Tapi budaya di pariwisata khususnya STPB membentuk karakter mahasiswanya. I used to be a careless girl. Bahkan aku bisa betah ga nyisir sehari semalem, so ewh. Tapi sekarang, risih banget kalo nyium bau-bau apek di baju, ataupun rambut yang berantakan kayak gembel. Bawaannya pengen ngerapiin. Dan gemes banget liat cowok-cowok gondrong tapi kusut gitu rambutnya, yaampun rasanya pengen tak keramasin abis itu tak smoothing biar rapih.
3. JALAN-JALAN GRATISAN!
Sebagai insan pariwisata yang sedang di develop skill dan pengetahuannya tentang sektor pariwisata otomatis anak-anak pariwisata ini harus difasilitasi lewat kunjungan langsung ke destinasi-destinasi wisata.
OBSERVASI! Kita sebenernya disana observasi, menggali data, informasi aktual dan potensi yang ada. Tapi sambil menyelam minum air, ya kita jadi turis juga lah ya! Well selama 4 semester ini aku udah menapaki Kepulauan Karimun Jawa, Pulau Belitung, Sukabumi, Jakarta, Bandung, Jogja, Surakarta. Naik pesawat 4 kali, overland lebih dari 16 jam pernah aku alami.
Morning Briefing by Tour-Guide in Sukabumi for "Adventure Tourism Topics" |
The view on the way to Curug Cimarinjung, Sukabumi |
Curug Cimarinjung, Sukabumi |
GRATISAN! Jadi anak pariwisata ya enaknya ini! hehe. Kegiatan ini dikenal dengan nama FIELDTRIP atau SMALL SCALE RESEARCH. Jangan bayangkan kami pakai baju sabrina atau jumpsuit, lenggak lenggok dipesisir pantai sambil foto-foto ya! Bukan kami! Selama jalan-jalan, status kami adalah observer, researcher dan 20% tourist. Kalo kamu liat ada yang bawa-bawa papan dada dengan lembaran kertas putih sibuk nulis, foto sana foto sini, tapi yang difoto kayak semacem tong sampah, fasilitas listrik, toilet umum atau bahkan sampahnya, yaitu mungkin teman ku, atau aku. Hihi. Kami sedang mengumpulkan data dan informasi jadi jangan diganggu ya.
Kegiatan Small Scale Research ini idealnya selama 4 hari 3 malam. Nah selama 3 malam itu selalu diadakan briefing dan evaluasi dari dosen pembimbing untuk mahasiswa. Di briefing ini juga mahasiswa menyampaikan hasil observasinya, masalah, fenomena di lapangan, juga biasanya dituntut memberikan solusi, biar terbentuk karakter "bukan cuma kritik". Solusi yang dilontarkan juga ga sembarangan, harus ada landasan teorinya coy. Ini sih yang bikin degdegan tiap SSR. Ga jarang kita kena pertanyaan kritis dari dosen pembimbing, akhirnya susah jawabnya, jadinya briefing nya ampe jam 2 pagi dini hari. Ga boong ini mah.
Selama fieldtrip kami selalu dapet yang namanya "free time", mostly at night. Diwaktu senggang ini kami dibebaskan mau ngapain aja, kemana aja, silahkan! Ya, kami insan pariwisata 24hrs non-stop. Mana ada jam tidurnya untuk sektor pariwisata, lihat saja Bali ataupun Bandung. Selama free time ini kami dianggap sebagai manusia dewasa yang bijak. Silahkan ngapain aja asal masih daam batas wajar. Batas wajar ini yang penuh relativitas. Well, back to yourself. You choose your own path for this free time. Mine was looking for food, always.
4. KELUAR NEGERI GRATIS! KE JERMAN GRATIS! KE BELANDA GRATIS!
Jadi untuk program studi Studi Destinasi Pariwisata, ada yang namaya Student Exchange dan Research. Untuk Exchange biasanya ke Jerman. Beda cerita untuk yang riset, biasnaya dilakukan di Belanda. Dan, untuk Exchange, aku dapat kesempatan untuk pergi ke Jerman selama 3 bulan. Free! Say goodbye to impossible! Untuk lengkapnya, bisa dibaca di blog ini juga ya. Aku sedikit banyak sharing pengalaman selama exchange! Semoga memotivasi. hahai.
Ini diantaranya,
https://continentandocean.blogspot.com/2017/10/student-exchange-journey-my-first-day.html
-Masih berencana menulis part 2 nya! Stay tuned!
Ka mau nnya klo blom bisa bahasa Inggris bisa engg masuk ke STPB???
BalasHapusKa, kalo dr SMA jurusan ipa bisa kn msk kuliah jurusan pariwisata?
BalasHapusBantu jawab, aku dari ipa sekarang sekolah di stp ko:v
HapusKak kalo dari smk bisa masuk STPB nggak?
BalasHapushai kak, ak skrng smk jurusan perhotelan nih kira" masuk nda yya ke pariwisata ini soalnya ak bingung bgt ka
BalasHapusterimakasi sebelumnya
Haii assalamualaikum kak aku smk jurusan akuntansi mau masuk sekola tinggi pariwisata bisa ga yah???
BalasHapus